Secara geografis Kraton Ratu Boko
terletak di Desa Dawung, Kelurahan Bokoharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta atau 3 km dari Candi Prambanan dan 19 km dari Kota
Yogyakarta. Ratu Boko terletak pada ketinggian + 195,97 meter dari
permukaan air laut. Candi Ratu Boko merupakan peninggalan yang bercorak agama
Hindu dan Budha yang didirikan pada abad ke 8(792 M) oleh Rakai Panangkaran
yang merupakan keturunan dari Dinasti Seilendra yang beragama Budha.
Berdasarkan prasasti yang dikeluarkan
oleh Rakai Panangkaran tahun 746-784 M, kawasan situs Ratu Boko disebut
Abhayagiri Wihara. Abhaya berarti tidak ada bahaya, giri berarti bukit atau
gunung, sedangkan Wihara artinya tempat atau asrama para biksu. Dengan demikian
Abhayagiri Wihara mempunyai arti asrama Bhiksu yang berada di bukit penuh
kedamainan.
Pada masa berikutnya Abhayagiri
Wihara berganti nama menjadiKraton Walaing yang diproklamirkan oleh Raja Vasal
bernama Rakai Walaing Pu Kumbayoni. Tahun 856 sudah merupakan peninggalan agama
Hindu. Kaitan Kraton Ratu Boko dengan Prambanan, tahun 856 pada masa
pemerintahan Rakai Pikatan yang beragama Hindu keturunan dari Dinasti Sanjaya.
Tahun 1790, seorang peneliti dari
Belanda bernama Van Boeckholtz menemukan adanya reruntuhan kepurbakalaan di
atas bukit Ratu Boko. Seratus tahun kemudian FDK Bosch mengadakan penelitian
dan menuangkan hasil penelitian ke dalam sebuah buku berjudul Keraton Van Ratoe
Boko. Maka kepurbakalaan diatas bukit Ratu Boko dikenal dengan nama
Keraton Ratu Boko.
Inspirasi Rakai Panangkaran antara
lain candi Borobudur, Candi Kalasan, dan Keraton Ratu Boko ini.
Di candi ratu boko ini terdapat
berbagai macam objek antara lain :
GAPURA I
Gapura I berbentuk paduraksa(bangunan
yang berbentuk gapura yang mempunyai atap) yang terdiri dari 3 buah gapura yang
saling berdekatan satu sama lain, berdiri dari arah utara ke selatan. Gapura
yang di tengah adalah yang terbesar dan merupakan gapura utama, diapit oleh 2
buah gapura lainnya yang disebut gapura apit. Gapura ini terbuat dari batu
andesit dan batu putih.
Berfungsi untuk masuk wilayah kraton
ratu boko
GAPURA II
Gapura II mempunyai bentuk yang sama
dengan Gapura I yaitu paduraksa(bangunan yang berbentuk gapura yang mempunyai
atap)
Berbeda dari Gapura I, Gapura II
memiliki 5 pintu 4 buah gapura kecil mengapit sebuah gapura yang paling
besar, yang disebut Gapura Utama Kedua dan memiliki fungsi yang sama dari
gapura I.
CANDI BATU PUTIH
Sering juga disebut candi kapur
karena terbuat yang dari baru kapur.
Berada di samping kiri Gapura I dan
Gapura II.
CANDI PEMBAKARAN
Terletak di sebelah Timur Laut,
sekitar 37 meter dari Gapura Utama Kedua. Bangunan ini mempunyai panjang 26 meter,
lebar sekitar 26 meter dengan ketinggian 3 meter dan terbuat dari batu kali.
Dulu, pernah ditemukan sebuah perabuan di Candi ini.
Dipojok Candi Pembakaran terdapat
sumur yang berukuran 4 x 4 m bernama Amartamantana, yang artinya air suci yang
diberi mantra. Sumur ini untuk ritual Tawur Agung dari umat Hindu. Tawur Agung
umat Hindu mengambil dari 7 air mata, salah satunya dari sumur Amartamantana.
Fungsi dari Candi Pembakaran adalah
sebagai tempat pembakaran mayat.
ALUN - ALUN
Berada di depan Gapura II. Alun-alun
memiliki fungsi sebagai tempat untuk kegiatan kerajaan ataupun tempat pusat
kegiatan dari kota yang berada di bukit Boko ini.
UMPAK DAN PASEBAN
Paseban merupakan teras yang dibangun
dari batu andesit dengan tinggi 1,5 m, lebar 7 m dan panjang 38 m, membujur
arah utara-selatan. Berada di sebelah timur Candi Pembakaran. Batu
umpak/landasan tiang ini berjumlah 18 buah membujur arah Barat-Timur. Paseban
berfungsi untuk menghadap/menemui ratu.
PENDOPO
Pendopo dikelilingi dinding batu
setinggi setinggi 3 m yang memagari sebuah lahan dengan ukuran panjang 40 m dan
lebar 30 m. Sepanjang tepi dinding dan di antara dua teras terdapat gang
berlantai batu. Teras pertama disebut pendapa, berbentuk semacam panggung
persegi setinggi 1,46 m, dengan ukuran luas 20 m2. Dalam bahasa Jawa, pendapa
berarti ruang tamu atau hamparan lantai beratap yang umumnya terletak di bagian
depan rumah. Tangga naik ke pendapa berada di sisi timurlaut dan barat laut.
Diatas permukaan lantai pendapa terdapat 24 buah umpak batu.Teras kedua, yang
disebut ‘pringgitan’ terletak di selatan pendapa. Pringgitan artinya ruang
dalam atau ruang duduk. Pringgitan ini juga berdenah segi empat dengan luas 20
X 6 m.
TEMPAT PEMUJAAN
Di luar
dinding pendapa, arah tenggara, terdapat sebuah teras batu yang masih utuh. Di
ujungnya terdapat 3 buah candi kecil yang digunakan sebagai tempat pemujaan.
Bangunan yang di tengah, yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan kedua
candi pengapitnya, adalah tempat untuk memuja Dewa Wisnu. Kedua candi yang
mengapitnya, masing-masing, merupakan tempat memuja Dewa Syiwa dan Dewa Brahma.
KOLAM/TAMANSARI
Kolam atau Tamansari terdapat
disamping pendopo.
Kolam terdari dari 2 bagian yaitu :
KOLAM PUTRA
Berbentuk kotak dengan kedalaman yang
bervariasi.
KOLAM PUTRI
Berbentuk bulat dan mempunyai
kedalaman tertentu.
BATUR KEPUTREN
Keputren yang artinya tempat tinggal
para putri letaknya di timur pendapa. Lingkungan keputren seluas 31 X 8 m
dibatasi oleh pagar batu setinggi 2 m, namun sebagian besar pagar batu tersebut
telah runtuh. Pintu masuk, berupa gapura paduraksa dengan hiasan Kalamakara di
atas ambangnya, terletak di sisi timur dan barat. Berada diujung dari kolam.
Bentuknya hampir sama dengan paseban. Jumlahnya ada 2 buah. Berfungsi sebagai
tempat ganti baju.
GUA
Di wilayah kraton Ratu Boko terdapat
2 gua yaitu :
GUA LANANG
Gua Lanang memiliki fungsi sebagai
tempat meditasi khusus laki-laki. Merupakan lorong persegi dengan tinggi 1,3 m,
lebar 3,7 m dan dalam 2,9 m. Di dalam gua, masing-masing di sisi kiri, kanan
dan belakang, terdapat relung seperti bilik. Pada dinding gua terdapat pahatan
berbentuk semacam pigura persegi panjang. Mackenzie menemukan patung di depan
Gua Lanang ini.
GUA WADON
Gua Wadon adalah tempat meditasi
khusus perempuan. Disebut gua wadon karena di mulut gua wadon terdapat seperti
alat kelamin wanita. Gua wadon terletak sekitar 20 m ke arah tenggara dari
‘paseban’ lebih kecil ukurannya dibandingkan dengan Gua Lanang, yaitu tinggi
1,3 m, lebar 3 dan dalam 1, 7 m. Di bagian belakang gua terdapat relung seperti
bilik.
KOLAM LINGGA & YONI
Kolam Ligga dan Yoni merupakan objek
terakhir.
Kolam Lingga dan Yoni berada di depan
gua lanang. Lingga merupakan simbol Dewa Shywa, sedangkan Yoni merupakan symbol
kesuburan. Kolam ini memiliki fungsi untuk bersuci sebelum bertapa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar